Senin, 20 Januari 2014

usaha kostum tari wayang

Produk dibuat secara manual
Gimo mengaku usahanya lebih fokus untuk membuat kostum tari tradisional dan wayang orang. Proses pembuatan pun masih manual atau menggunakan tangan. “Hanya untuk pakaian saya  menggunakan mesin jahit untuk membuatnya,” terang Gimo.
pekerja menyelesaikan pembuatan pernak-pernik dan pakaian tari di usaha kerajinan pakaian tari dan wayang milik Pak Gimo, Dukuh Bacem, Langenharjo, Sukoharjo Jumat (10/5/2013). Foto : Novandi K Wardana.
pekerja menyelesaikan pembuatan pernak-pernik dan pakaian tari di usaha kerajinan pakaian tari dan wayang milik Pak Gimo, Dukuh Bacem, Langenharjo, Sukoharjo Jumat (10/5/2013). Foto : Novandi K Wardana.
Bahan-bahan yang digunakan dalam pembuatan kostum ini pun bervariasi. “Untuk aksesoris pelengkap kostum, kami menggunakan bahan-bahan seperti kulit kerbau, karton, kain bludru (suede), dan payet-payet,” jelasnya. Sedangkan untuk pembuatan kostum tari, bahan yang digunakan bervariasi antara lain kain tetron, kain ero, kain toyuci, kain bludru minyak, kain bludru koflog, dan nilon.
Hasil produksinya, dipasarkan Gimo ke pelanggan tetapnya di Toko Bringharjo dan Tjokrosoharto Yogyakarta serta Pasar Klewer, Solo. “Selain itu tentu saja ada para seniman dan penari yang membeli kostum dan perlengkapan tari di sini,” ujar Gimo. Pemesan kostum dan perlengkapan tari Gimo juga ada dari luar kota seperti Banyuwangi dan Jakarta. “Biasanya anak-anak SMK I Solo dan mahasiswa ISI (Institute Seni Indonesia) juga sering memesan kostum di tempat saya,” lanjutnya.
Gimo mengaku omzet rata-rata yang diperoleh dari pembuatan kostum ini adalah sekitar Rp15 juta hingga Rp20 juta per bulan. “Ya tergantung produksinya juga sih. Tapi per bulan rata-rata ya segitu,” ujar Gimo.
Salah satu produk yang merupakan bagian dari seragam tari dan wayang milik Pak Gimo. Usaha kerjinan telah digeluti Hadi Sugimo sejak tahun 1989. Foto : Novandi K Wardana.
Salah satu produk yang merupakan bagian dari seragam tari dan wayang milik Pak Gimo. Usaha kerjinan telah digeluti Hadi Sugimo sejak tahun 1989. Foto : Novandi K Wardana.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar